Sejarah PKI
Banyaknya partai di Indonesia melahirkan
warna tersendiri dalam dunia politik. Tidak seperti sekarang, zaman dahulu
hanya terdiri dari beberapa partai yang ada di Indonesia. Seperti misalnya pada
tahun 1955, Indonesia didominasi 4 partai, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Jika mendengar kata PKI, tentunya kita mengingat sejarah PKI yang tentunya
kompleks. PKI yang juga disebut
Partai Komunis Indonesia merupakan sebuah partai politik yang saat ini sudah
bubar. Partai ini adalah partai komunis yang terbesar di dunia setelah Rusia
dan Tiongkok. Dan pada tahun 1965, partai ini dinyatakan sebagai partai yang terlarang.Banyak
orang yang mengenal PKI karena kejadian tahun 1965 dan bahkan memberi pengaruh
besar terhadap Indonesia. Setidaknya ada sekitar 3 juta rakyat Indonesia
bergabung dengan PKI setelah kemerdekaan. PKI yang juga disebut Partai Komunis
Indonesia merupakan sebuah partai politik yang saat ini sudah bubar. Partai ini
adalah partai komunis yang terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok. Dan
pada tahun 1965, partai ini dinyatakan sebagai partai yang terlarang.Banyak
orang yang mengenal PKI karena kejadian tahun 1965 dan bahkan memberi pengaruh
besar terhadap Indonesia. Setidaknya ada sekitar 3 juta rakyat Indonesia
bergabung dengan PKI setelah kemerdekaan.
Tujuan
PKI
·
untuk
membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda
·
untuk
membentuk persatuan buruh atau serikat buruh
·
menegakkan
ideologi komunis sebagai dasar negara
Tokoh PKI
·
D.N.
Aidit
·
Musso
·
Amir Syarifuddin
·
Nyoto
·
MH.Lukman
Sejarah PKI djengkol kediri-22 November 1961
Pihak Tentara di Jawa Timur mengumumkan pada tanggal 15
November lalu terjadi peristiwa demonstrasi liar oleh penduduk di perkebunan
Jengkol, Kediri yang mengakibatkan 6 orang tewas dan 18 orang menderita
luka-luka akibat tembakan oleh alat-alat negara.Antara 3.000 dan 4.000 orang
mengadakan demonstrasi liar untuk menentang alat-alat kekuasaan negara yang
bertugas melindungi pekerja-pekerja dari PPN-Baru yang sedang menggarap tanah
dengan mempergunakan mesin -mesin pertanian.Orang-orang itu membawa senjata
tajam dan mereka itu didatangkan sengaja oleh “pihak tertentu” dari
daerah-daerah yang bahkan berpuluh-puluh kilometer jaraknya dari tanah
perkebunan Jengkol.Dalam usaha mempertahankan diri alat alat negara telah
melepaskan tembakan sehingga jatuhlah korban-korban tadi. Asal mulanya ialah
bahwa pada permulaan November telah dimulai memindahkan penduduk sebanyak 525
orang dari tanah perkebunan kepunyaan PPN-Baru di Jengkol ke tanah perkebunan
lain dengan maksud supaya PPN-Baru dapat mengerjakan tanah perkebunannya
menjadi satu kompleks yang luasnya 4.000 sampai 4.200 HA.Mula-mula pemindahan
penduduk itu berjalan lancar sebab di samping mendapat tanah, penduduk yang
bersangkutan menerima ganti rugi berupa uang antara Rp 500,00 sampai Rp 600,00
untuk setiap hektar tanah.Tiba-tiba muncullah provokasi yang sifatnya
menghalang-halangi usaha pemerintah itu dan di kendalikan oleh sebuah
organisasi atau golongan tertentu, demikian pengumuman resmi itu.Peristiwa
Jengkol ini mau tak mau segera mengingatkan orang kepada peristiwa Tanjung
Morawa di Sumatera Timur pada tahun 1954. Meskipun dalam pengumuman tidak
disebutkan terus terang, namun tidak syak lagi peristiwa Jengkol menunjukkan
keadaan dalam masyarakat dewasa ini jauh dari stabil. (DTS)
0 Komentar